Pemaparan yang ‘Sip’ tentang Promosi Karya dari Felix Dass dalam Online Classroom - Prolog Academy

Redaksi Pmancar

01 Februari 2023

Teks: Rully Fachdar | Grafis: Rania Khaerunnisa

Mancars, Online Classroom dari Prolog Academy edisi pembuka di 2023 telah diselenggarakan pada Jum’at (27/1) kemarin. Untuk Online Classroom ini sendiri mengajak Felix Dass untuk membawakan materi kelas yang sangat menarik “Bermula Suara Menjelma Cerita: Promosi yang Sip!". Seperti yang sama-sama diketahui bahwa Felix Dass merupakan salah seorang pengarsip musik tanah air. Beliau pernah memandu sebuah program radio yang bernama Lokal Wisdom yang merupakan wujud nyata pendokumentasian skena musik independen di Indonesia. Felix pun telah menerbitkan buku "Going South To the North: Menikmati White Shoes and the Couples Company Dari Dekat Bersama Felix Dass" dan yang terbaru, "Musik Jakarta" bersama John Navid yang mencoba merekam kisah setiap individu yang hidup dari industri musik di Jakarta. Saat ini ia telah mendedikasikan hidupnya untuk semua hal yang bersifat independen - menulis buku, artikel, blog, mengorganisir pertunjukan musik, menginisiasi proyek album rekaman, dan mengelola manajemen artis.

Pada Online Classroom kali ini Felix Dass akan membagikan kepada para peserta kelas sederet aktivitas serta pengalaman yang pernah ditekuninya selama dia berada dalam ruang lingkup industri musik tanah air hingga saat ini. Tentunya ini sangat menarik bagi para pelaku industri musik di tanah air mendapatkan beragam hal yang belum mereka dapatkan sebelumnya. Sebelum kelas dimulai penyelenggara Prolog Academy yang diwakili oleh Achmad Nirwan memperkenalkan tentang Online Classroom, siapa saja praktisi yang pernah terlibat dalam program tersebut, profil mentor kelas hingga rules atau peraturan yang wajib diikuti oleh para peserta dan menjadi serangkaian permulaan kelas sebelum pada akhirnya Felix Dass menyambut para peserta kelas malam itu.

Oiya Mancars, Prolog Ecosystem melalui beberapa IP yang ada di dalamnya termasuk Prolog Academy ini tetap berupaya sebagai ruang temu, bertukar gagasan/ide bagi teman-teman pegiat industri kreatif di Indonesia Timur melalui program-program yang sifatnya edukasi. Bertepatan dengan hari itu juga grup musik kenamaan Efek Rumah Kaca resmi meluncurkan album berjudul ‘Rimpang’ di Digital Streaming Platform, woo-hoo. Sedikit informasi Mancars, di dalam album tersebut terdapat sepuluh track. Ini merupakan album kelima dari grup musik yang terbentuk 22 tahun yang lalu. Mari kita melanjutkan, sesi Online Classroom dimana Felix Dass membagikan banyak wawasannya tentang tema kelas malam itu. Sebenarnya materi-materi yang dibagikan dalam kelas kemarin lebih banyak tentang pertanyaan-pertanyaan. Dalam ruang diskusi kemarin, dia juga tak luput memberikan perumpamaan-perumpamaan dari pelaku-pelaku di bidang musik yang menurutnya berhasil dalam mengembangkan metode promosi yang baik. Pada 20 menit awal kelas, Felix Dass memperkenalkan dirinya sebagai penggemar musik hingga akhirnya menjadi sebuah pengarsip musik. Menurutnya penggemar musik itu adalah orang yang paling tidak bisa bohong, bahkan lebih baik dibandingkan dengan orang-orang sekeliling si pemilik karya.

Menurut Felix, kata “Sip” itu masih mengambang. Karena menurutnya kata ‘Sip” dalam KBBI itu masih mengambang karena tolok ukurnya tidak ada. Felix Dass melanjutkan materinya dengan memaparkan setidaknya ada sepuluh pertanyaan. Dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut mencantumkan beberapa nama grup musik dalam materi kelasnya. Ia pun menjelaskan bagaimana Suneater dengan gimmicknya sebagai metode dalam menjamah pasar, Avhath grup musik yang laris manis dengan penjualan merchandise dalam bentuk kaos. Atau Frau grup musik dengan yang tetap berada di koridornya dengan berani mengatakan, “enggak dulu dengan rokok” dimana ketika yang lainnya tidak ada problem dengan itu. Atau Grrrl Gang yang selalu menyertakan nama Yogyakarta ketika di panggung, atau Soleluna yang menurutnya jika ingin menurunkan tensi hidup dia selalu mendengarkan musik-musiknya yang sinematik. Atau menjadikan White Shoes and The Couples Company yang fleksibel kemana-mana. Atau mau seperti Efek Rumah Kaca, salah satu grup musik yang sukses dengan karya-karyanya namun fee manggungnya tidak memberatkan penyelenggaranya.

Beberapa contoh yang dijelaskan sebelumnya kepada para peserta sebagai contoh pemantik ruang diskusi bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku. Selanjutnya mau bikin promosi yang seperti apa, yang natural atau trying to much? Nah, ada pesan dari Felix Dass Mancars, jadi sebelum merilis sesuatu mau bikin promosinya kayak apa? Nah kalian bisa belajar banyak melalui referensi-referensi yang ada di luar sana. Jika ingin yang natural, bisa melalui teman, hingga ke media. Atau kalian bisa mencoba poin kedua yaitu trying too much. Seperti apa sih trying too much yang dimaksud Mancars? Jadi menurut Felix Dass trying too much adalah menggunakan brand image berlebihan. Lalu selanjutnya, musikmu untuk siapa, targetnya siapa. Jaringan selalu bisa dibuat dengan siapapun sebagai bagian dalam proses. Sesi kelas diakhiri dengan tanya jawab dengan para peserta kelas.

Mancars jangan sampai lewatkan Online Classroom edisi berikutnya. ya di bulan Februari 2023 Jangan sampai lolos!

Subscribe sekarang juga!

Subscribe untuk mengakses konten Premium Pmancar.com

Office

  • Jl. Serigala No.40, Mandala, Kec. Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90135
  • © Pmancar.com 2021

Social Media