Menikmati suasana pantai dengan rona senja sembari menikmati panggung musik sepertinya hanya bisa kita jumpai di Prolog Fest 2022 Rasi Makassar, yeay!
Festival tahunan dari Prolog Studio yakni Prolog Fest telah sukses diselenggarakan pada Kamis-Minggu, 10-13 November 2022. Sepekan berlalunya Prolog Fest masih menyimpan kesan yang tak kunjung beranjak didalam benak sebagian pengunjung.
Bagaimana tidak, acara yang berlangsung selama empat hari itu berhasil menyita ribuan pasang mata para penikmat festival musik di Makassar dengan berbagai program acara yang seru dan tentunya sangat sayang untuk dilewatkan.
Prolog Fest tahun ini mengangkat tema besar “Rewrite The Stars!”. Mungkin bagi sebagian orang menulis ulang takdir/menata ulang tatanan kehidupan sifatnya semu dan hal tersebut dapat kita jumpai pada kisah-kisah fiksi saja. Namun hal itu sepertinya tidak hanya berlaku pada hikayat yang tertuang dalam catatan pena manusia, akan tetapi juga berlaku di dunia nyata.
Seperti sabda Tuhan, “tidak akan berubah nasib suatu kaum/individu, kalau bukan kaum/individu itu yang mengubahnya.” Berangkat dari frasa tersebut Prolog Fest meyakini bahwa menulis ulang takdir kehidupan bukanlah bersifat semu atau hanya khayalan semata, tetapi dapat menjadi wujud yang nyata jika kita bersungguh-sungguh dalam mengampu doa serta dibarengi dengan tindakan yang nyata.
Siapkan camilan favorit mu, minuman di atas meja mu, mari kita menyelami keseruan Prolog Fest 2022 yang telah sepekan berlalu, simak perjalanan Pmancar mengarungi tanah seluas 6 hektar selama empat hari yang tertuang dalam catatan singkat berikut!
Mengembalikan Euforia Pantai Akkarena
Semenjak pandemi Covid-19 merangsek di tengah-tengah kehidupan kita, segala aktifitas yang dulunya dapat dikerjakan seperti biasanya kini berputar 360 derajat. Pandemi mengambil banyak dari kehidupan kita, bahkan orang-orang yang kita kasihi pun tak luput darinya. Pandemi membuat jiwa, pikiran kita melayang-layang ke tempat dimana tak seharusnya berada, kecemasan akan masa depan, karir, bahkan ancaman kehidupan mengalun-alun di sanubari kita.
Syukurnya kita masih dapat bertahan di tengah situasi yang tak menentu ini, berbagai siasat-siasat yang kita lakukan memberikan sedikit angin segar bagi diri. Kenormalan baru memberikan kita hal baru dalam menjalani aktifitas, seperti bekerja, bersekolah, hingga menikmati hiburan.
Pantai Akkarena Makassar sudah sangat lekat di telinga masyarakat Makassar sebagai salah satu tempat wisata yang paling populer dari dulu hingga sekarang.
Sebagai salah satu tempat wisata populer di Makassar, Pantai Akkarena memberikan nuansa pemandangan pesisir pantai nan indah. Rona senjanya di sore hari tak jarang mengundang para penikmat 4.20 (istilah yang disematkan kepada penikmat senja) untuk mengabadikan momen tersebut melalui layar gawainya.
Prolog Fest ingin mengembalikan euforia Pantai Akkarena yang dulu menjadi tempat wisata yang paling diminati, tidak hanya wisatawan domestik akan tetapi mancanegara. Sejalan dengan tema yang diangkat “Rewrite The Stars!” atau menulis ulang takdir, Pantai Akkarena menjadi tempat monumental bagi para pelaku kreatif kota Makassar hingga Indonesia Timur untuk kembali memupuk harapan dan mengubah kembali arah takdirnya.
Empat Panggung yang Membahana
Prolog Fest tahun ini menyuguhkan empat panggung diantaranya; Prolog Stage; Pmancar Stage; Echopark Stage; dan Co-Hall Stage. Jika kalian memasuki gerbang utama kalian akan langsung disuguhkan dengan Echopark Stage, kemudian berjalan sedikit ke tengah berdiri kokoh Prolog Stage yang akan menjadi saksi dimana Cholil (ERK) dan Ugoran Prasad (Melbi) akan berduet, dimana lightstick dari para Wota (sebutan penggemar JKT 48) mengawang-awang ke arah bumantara.
Bergeser ke arah barat ada Pmancar Stage yang menjadi salah satu spot idaman para pengunjung. Rona senja mengelilingi panggung yang terkenal dengan logo petir-petirnya ini menjadikan area tersebut menjadi tempat bersantai sembari menikmati suguhan musik. Layar gawai mereka tak ketinggalan mengabadikan momen 4.20 (sematan untuk penikmat senja di Makassar).
Bergeser ke arah Co-Hall Stage saya berani bertaruh tempat tersebut memberikan esensi berbeda dari ketiga panggung sebelumnya. Berkonsep indoor, gagasan/ide perkembangan musik dan seluk beluk mengenai perkembangan seni dan industri kreatif lainnya tertuang dalam FGD yang dilaksanakan di Co-Hall Stage, jangan abai juga dengan aksi panggung oleh Stand-Up Indo Makassar, kejenakaan dan gelagat mereka tak membuat perut mu seakan minta ampun menahan gelak tawa.
Efek Rumah Kaca, Melancholic Bitch, Superman Is Dead, Soegi Bornean, Sanctuary Moon, Yanamja, Blumontana, Cadaz, FrontxSide, Rising Road, Senja Nada, Kawan Pencerita, Begawai, Miracle, Subhano merupakan nama-nama penampil pada hari pertama. Blumontana membuka keseruan di panggung utama dengan sejumlah hitsnya, grup jebolan akademi Prolog ini menjamu para pengunjung dengan repertoarnya.
Yanamja memberikan penampilan spesialnya dengan membawakan lagu terbarunya yang belum lama ini rilis di berbagai layanan pemutar musik digital. Bertajuk ‘Ocean’ penyanyi sekaligus penyiar radio ini mengajak sejumlah sahabatnya naik ke atas panggung untuk menyanyikan single ‘Ocean’ di depan para pengunjung. Selamat datang ‘Ocean’ di Prolog Fest 2022!
Di panggung lainnya di Echopark Stage ada Begawai yang ikut mendendangkan sejumlah hitsnya. Cadaz di Pmancar Stage, sementara di Co-Hall Stage telah berlangsung Forum Group Discussion oleh GAIA One. GAIA One merupakan sebuah NGO yang berfokus pada restorasi terumbu karang di Pantai Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan.
FrontxSide dan Soegi Bornean secara bergantian mengisi posnya masing-masing. Melancholic Bitch ft. Cholil (ERK) disambut gemuruh applause para pengunjung. Lebih serunya lagi ketika Efek Rumah Kaca mendapat giliran tampil, Ugoran Prasad (vokalis Melbi) juga turut berduet dengan Cholil di atas panggung, woho-hoo!
Reality Club, JKT 48, Rumahsakit, Build Down To Anathema, Surgir, Senograft, Samum, Kiko/o, Minor Bebas x Teater Ketjil, Soleluna, Ska With Klasik, Samum, Enko, Natinson, Lycka, The Routers, Night In Kairo, deretan penampil musik untuk hari kedua.
Pmancar Stage dipecahkan sejak sore oleh Senograft dengan lagu-lagu andalannya. Penonton menikmati sajian musik Senograft sembari menikmati pantai, meskipun turun gerimis. Grup instrumental, Surgir, melanjutkan menghibur penonton selepas istirahat magrib. Hits-hits mereka membawa penonton menikmati alunannya yang menimbulkan kerumunan pengunjung di depan panggung
Soleluna mengantar penonton dengan musik luar angkasanya. Bunyi instrumental luar angkasa membuat para pengunjung yang sejak sore duduk santai di depan Pmancar Stage makin betah. Minor Bebas x Teater Ketjil memanaskan malam kedua Prolog fest 2022 dengan musik aktivismenya. Musik rock dipadukan pembacaan puisi oleh Teater Ketjil memantik semangat solidaritas penonton melawan kekerasan dan korupsi di Indonesia.
Dilanjutkan oleh Reality Club makin memadatkan pengunjung di depan panggung. Lightstick mulai bermunculan saat JKT48 naik ke panggung. Ayunan tangan dengan tongkat ala penggemar JKT48 membuat makin semarak di hari kedua. Pmancar Stage diisi oleh Rumah Sakit, band yang sejak sore ditunggu para pengunjung.
Rumah Sakit membuat penonton berlompatan dan bernyanyi mengikuti lagu-lagu yang dibawakan malam itu. Di panggung Prolog Stage ada Kiko dengan musik soul membuat orang-orang yang mendengarkan tidak bisa menahan menggerakkan tubuh.
Natinson di Echopark Stage memberikan kesan tersendiri, duet yang terkenal dengan petikan akustiknya itu selalu menjadi memiliki ciri khas di setiap aksi panggungnya. Paniki Hate Light, DVY, Kapal udara, Saint Loco, J-Rocks, Monkey To Millionaire, Beijing Connection, Monita Tahalea, Akram Hadinata, Mr. Azman, Byne, All Confidence Out, Galarasta, Mafia, Anpent menu untuk hari ketiga. Tidak hanya itu ada Konferensi Musik yang menghadirkan panelis-panelis serta peserta yang datang dari berbagai daerah pulau Sulawesi hingga kawasan Indonesia Timur lainnya.
Wendi Putranto (Manager Serigi/Eks-Jurnalis Rolling Stone), Ratri Ninditya (Peneliti Koalisi Seni Indonesia) Zulkhair Burhan (pegiat literasi Kedai Buku Jenny) di pandu oleh Achmad Nirwan serta Andi Musran a.k.a Om Uccang sebagai moderator dalam kegiatan yang rutin diselenggarakan dalam tiap tahun. Selain dilakukan secara offline, konferensi tersebut juga dapat diikuti secara online melalui platform Zoom Meeting. Dilaksanakan selama dua hari 12-13 November 2022, konferensi tersebut dibagi menjadi tiga sesi.
Tema ‘Diam-Diam Merugikan: Nasib Musisi di Era Digital’ dan ‘Literasi Musik sebagai Strategi Keberlanjutan Ekosistem Musik’ ada dua tema yang diangkat dalam Konferensi Musik tahun ini. Adapun hasil yang ingin dituju adalah catatan akhir tahun dalam bentuk sebuah jurnal/artikel hingga keluarannya dalam bentuk cetakan buku. Harapannya adalah agar catatan tersebut dapat menjadi referensi bagi para peneliti yang mencari sumber referensi penelitiannya, khususnya perkembangan musik di Indonesia Timur.
Hari Keempat menjadi panggung reuni bagi MELISMATIS. Menjadi panggung yang membahana bagi The Finalist. Panggung spesial bagi Bfive. Panggung spektakuler bagi Visiun. Panggung sensasional bagi OG Avamato. Panggung hiatus Gresyuana. Panggung melow bagi My Silver Lining. Panggung joget bagi living legend Ridwan Sau x Aty Kodong ft. Arif Brata.
Secara pribadi, ini pertama kalinya saya menyaksikan MELISMATIS di atas panggung. Jatuh cinta pada pandangan pertama, mungkin itulah ungkapan dalam benak ku. Musik-musik yang eksperimental dan menggema di Pmancar Stage membuatku semakin memperbaiki posisi dan merangsek ke depan barikade panggung untuk menyimak lagu-lagu yang mereka bawakan. Jujur saja saya tidak mengetahui semua single yang ada di dua album yang mereka bawakan, tapi dua single hits yang terdapat di dalam album “Finding Moon” yakni Gloria dan Finding Moon membuat saya takjub dan jatuh cinta dengan beragama bebunyian instrumen di dalamnya.
Sempat berpikir juga referensi musik yang mereka anut, kiblat musiknya kemana? Ini yang membuatku penasaran hingga saat ini. Konon beberapa orang-orang yang mengenal MELISMATIS sejak dulu mengatakan ‘kamu tidak akan menemukan bebunyian yang dibuat oleh Juang Manyala dan koleganya di grup musik manapun, khususnya di Makassar ya’!
Panggung hiatus bagi Gresyuana. Setelah terakhir kali main pada program The Sky Stage, sosok grup musik yang diisi oleh Fais Palintan, Momo, Dicky dan Ivan ini tak pernah lagi menampakkan desas-desusnya di skena musik. Bahkan tampilan Instagram mereka tidak pernah terupdate. Kesibukan masing-masing dari setiap punggawa grup musik asal Parepare ini yang menyebabkan jarang manggung, hal tersebut juga dikonfirmasi oleh frontman Gresyuana, Fais Palintan. Kabar baiknya mereka akan segera merilis single-single mereka dalam waktu dekat ini, patut untuk menantikan kehadiran mereka kembali, Mancars!
Mari kita mengakhiri penelusuran singkat ini dengan bergeser ke panggung utama. Ada the living legend Ridwan Sau yang sukse mencuri perhatian para pengunjung sejak pertama kali diumumkan bahwa beliau akan turut hadir di Prolog Fest tahun ini. Ridwan Sau yang terkenal dengan lagu-lagu bertema romansa hingga kondisi sosial masyarakat Makassar ini menjadi penampil yang paling ditunggu-tunggu oleh semua pengunjung di hari keempat.
Bagaimana tidak lagu-lagu seperti ‘Jojama Nakke’;La’rokong Tojengma Kapang’ hingga Apamo Anne’ tak dapat menahan hasrat tubuh para pengunjung untuk menggerakkan pinggulnya hingga jempolnya. Berduet dengan Aty Kodong dan komika ternama Makassar Arif Brata, hari terakhir berhasil dan sukses memberi kesan bagi para pengunjung.
Festival yang Inklusif bagi teman-teman DisabilitasProlog Fest tahun ini memberikan ruang kepada teman-teman disabilitas. Bekerjasama dengan Komunitas Seni 4 Titik, Gerkatin dan PerdIK, empat panggung di Prolog Fest 2022 masing-masing disediakan akses Juru Bahasa Isyarat bagi para teman-teman tuli dan Pendamping Teman Bisik untuk teman-teman buta.
Prolog Fest berupaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam konferensi musik juga mereka menyampaikan sejumlah tanggapannya terkait cara mereka menikmati musik, inilah sisi menarik dari Prolog Fest tahun ini, bahkan tidak ada yang membedakan mereka dengan para pengunjung lainnya. Mereka tetap berbaur di tengah-tengah pengunjung lainnya dengan pendampingan khusus, salute! Prolog Fest konstelasi Makassar telah sukses menyita ribuan pasang mata. Ribuan pengunjung menikmati keseruan selama empat hari, ad juga yang menikmati beberapa hari dari event tahunan Prolog Studio ini.
Prolog Fest akan berlabuh ke konstelasi Medan, Balikpapan dan Jakarta dalam waktu dekat ini, nantikan ya, Mancars! Sampai jumpa di Prolog Fest 2023!